KALAM IFTITAH


Tuhan menciptakan anak-anak sarat dengan kreatifitas, dengan cinta dan dengan segenap keunikan. Kita tahu, anak-anak merupakan potret ketelanjangan alam, terbuka, apa adanya, suci dan mulia. Anak-anak, juga yang ada disekitar kita, memang sebuah teka-teki, Tuhan sengaja mengirim mereka sebagai misteri alam semesta.
  
Anak-anak miskin juga manusia seperti anak-anak lain, punya hak dan kewajiban sama seperti anak-anak umumnya sebagai anak-anak kandung ibu pertiwi. Begitu juga anak-anak yang tinggal dilingkungan komplek lokalisasi pekerja seks, mereka punya hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak, sarana bermain yang layak, memiliki sandang, pangan dan papan yang juga layak.

Namun, siapakah diantara kita yang selalu peduli akan pentingnya menyediakan tempat khusus untuk memikirkan hak dan kewajiban mereka ? Maka bila bukan karena nasi telah menjadi bubur, anak-anak yang tinggal dilingkungan komplek lokalisasi prostitusi tak ingin dilahirkan dimuka bumi yang sumpek, pengap dan gelap dan muram seperti yang mereka jalani selama ini. 
Tak jarang, akibat ketidak pedulian sebagian besar kita, sifat dan segenap corak perilaku mereka malah lantas bertolak belakang dari "fitrah" nya sebagai seorang anak. Hingga pada akhirnya disekolah dan dimasyarakat mereka dimusuhi. Mereka ditolak. Nasibnya pun menjadi carut marut, tak menentu.

Kita pun bertanya, kenapa masyarakat, pemerintah, politisi, agamawan dan cendekiawan tak mau memberikan sikap hangatnya terhadap mereka ? Bila pemerintah yang mestinya menjadi "bapak" bagi masa depan mereka, malah lantas "buang muka" terhadap mereka, bila agamawan dan cendikiawan saja angkat tangan, siapa yang bakal mendidik dan mencerahkan mereka ?

Anak-anak itu akhirnya mudah berurusan dengan hukum. Dan hukum menghantarkan mereka ke pengadilan anak. Mereka lalu ditangani jaksa atau polisi. Pendidikan macam apa yang diperoleh disitu, pasti setiap kita pun tahu. Benar ini memang bukan lantaran salah bunda mengandung, tapi lebih benar lagi jelas ini bukan salah si anak itu sendiri.

Kaum Muslimin-Muslimat yang shaleh-shalehah dan tulus diundang Tuhan secara khusus untuk lebih mengasah kepekaan jiwa dan meningkatkan kepekaan sosial dan, kalau bisa, diharap bersikap asketik  atau zuhud, sikap hidup hemat didunia demi tabungan akhirat. Ikut menikmati dunia tapi tak didikte oleh dunia yang ibarat kata cuma sekejap mata karena ada janji alam keabadian atau hidup kekal dibalik dunia fana ini. Kaum Muslimin-Muslimat yang shaleh-shalehah dan tulus diketuk hatinya oleh Tuhan untuk menoleh kekiri dan kekanan, kesemua tempat dimana anak-anak penghuni komplek prostitusi bermukim.

Akhirnya kita tahu bahwa bocah-bocah itu titipan Tuhan yang perlu kawan bercakap, tempat mengeluh, tempat menumpahkan perasaan gundah, tempat membanggakan prestasi dan segenap corak kesenangan-kesenangan kecil yang mereka punyai, dan seperti titipan lain pada umumnya ia pun harus dijaga dan dirawat pula , tapi mengapa kita menyia-nyiakan mereka ? Astaghfirullaah, maa-syaa-allah ! ampunilah kami ya Tuhan yang Maha Pengampun bila kami selama ini tak mau peduli akan ketukan dan undangan Mu, Tuhan. Semoga blog Hurin 'In berikut dapat kita jadikan sebagai sarana memenuhi ketukan dan panggilan Tuhan kepada kita semua.  


No comments: